12 September 2009

FOLDING BIKE dari Swissbike XO, sepeda lipat jenis MTB

Sepeda lipat umumnya dibuat untuk ukuran kecil dan praktis.
Swissbike memiliki produk jenis sepeda MTB yang dapat dilipat.
Disain aslinya dibuat untuk transportasi sepeda militer atau sepeda untuk pasukan parasut.

Swissbike jenis MTB lipat dapat dikecilkan hanya dalam waktu 30 detik saja.
Model tertinggi dengan 27 speed adalah tipe Swissbike XO dengan $2.250. Mengunakan konstruksi pesawat dan body aluminium. Shock mengunakantipe Rockshox Recon 351 bersama disc break, ban luar merek Maxis CXT kevlar, SRAM untuk perseneling sepeda.
Model lebih kecil dengan LX dan Tx ditawarkan hanya $865 dan $679.
Salah satu keunikan disain sepeda selain frame sepeda yang dapat dilipat, ternyata pedal sepeda juga dapat dilipat
Berat sekitar 29-31Lbs



Diambil dari : http://obengware.com/news/index.php?id=2372

11 Maret 2009

Sepeda Lipat iF Mode

Sepeda lipat If Mode dirancang oleh Mark Sanders. Beratnya hanya 12Kg, seluruh bagian termasuk stang sepeda bisa dilipat agar tidak memakan tempat. Bentuknya lebih manis dengan ban besar dan rem disk break.


Frame Pacific AL7005 Monocoque frame w/ single swingarm
Fork Pacific AL7005 single arm
Color TBA
Headset Ball Bearings φ35x17x10mm
BB Speed Drive integrated
Seat post Promax SP-728 AL 2014 31.6x400mm
Tires Kenda Kwick Roller Sport 26x1.5” (40-559)
Rims Alloy Disc Brake Rim 26x1.5” 28H
Hub KT sealed bearings for single arm frame
Chainwheel Speed Drive 27T w/CG
Freewheel 15T sprocket
Derailleur Speed Drive dual speed system
Shifter Heel push bottom on BB axle
Saddle Velo VL-2064 Tan
Pedal Foldable
Handlebar Pacific IF Mode Folding
Stem Integrated CNC to front fork
Brake Mechanical Disc Brake w/160mm rotors
Brake Lever Mechanical disc brake lever
Folded Dimensions 42cm (H) x 25cm (W) x 100cm (L)
Weight 12.5kg

Distributor di Indonesia juga sudah ada kok

http://obengware.com/news/index.php?id=3755

Delta 7 Sports Frame

Delta 7 Sports Frame set MTB bike dengan berat 2.75 pound


Kerangka sepeda dari bahan carbon fiber dan kevlar.
Kerangka sepeda atau frame set tersebut hanya memiliki berat 2.7 pound, dan lebih kuat dibanding produk lain dipasar.

Teknologi dari IsoTruss mengunakan disain dengan struktur piramid. Total panjang serat carbon digunakan mencapai 1.672 kaki atau 500 meter dan memerlukan waktu 300 jam untuk proses pembuatan.



Delta 7 Sports hanya membuat 200 buah saja tahun ini. Harga lengkap sebuah sepeda tipe Arantix MTB mencapai $11.995, atau bila tertarik memesan frame saja dengan $6.995.

http://obengware.com/news/index.php?id=1711

B2W - Indonesia

KOMUNITAS PEKERJA BERSEPEDA INDONESIA
(B2W)

ImageBerawal dari sekelompok penggemar kegiatan sepeda gunung yang punya semangat, gagasan dan harapan akan terwujudnya udara bersih di perkotaan, lahirlah KOMUNITAS PEKERJA BERSEPEDA (Bike-to-Work Community) yang kemudian menggagas kampanye pertama penggunaan sepeda ke tempat kerja pada 6 Agustus 2004. Seiring dengan berjalannya waktu, peminat alternatif moda transportasi selain kendaraan bermotor ini semakin berkembang, hingga dirasa perlu untuk dibuat wadah agar gerakan ini dapat semakin tersosialisasi.

Pada 27 Agustus 2005 dilakukan Deklarasi & Pernyataan Bersama Komunitas Bike to Work Indonesia di Balai Kota DKI Jakarta, yang kemudian ditetapkan sebagai tanggal kelahiran Komunitas B2W-Indonesia. Selanjutnya Komunitas ini bertekad mengkampanyekan penggunaan sepeda sebagai alternatif moda transportasi, terutama untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Kepengurusan B2W Indonesia yang pertama dibentuk pada 27 Januari 2006

Pencapaian Komunitas B2W Indonesia:

  • Diterimanya penghargaan Clean Air Award dari Swiss Contact pada tahun 2006;
  • Dipatenkannya Logo B2W-Indonesia;
  • Diluncurkannya Website resmi www.b2w-indonesia.or.id pada Agustus 2006.
  • Hingga awal 2008 telah terbentuk 18 B2W-Wilayah yang tersebar seantero negeri, yaitu Aceh (NAD), Bandar Lampung, Bandung, Bali, Balikpapan, Cirebon, Madiun, Makassar, Mataram, Mojokerto, Pangkalpinang, Pekanbaru, Sangatta, Semarang, Surabaya, Simeulue (Kepulauan), Tuban, dan Yogyakarta. Menyusul Palembang, Purwokerto, Meulaboh dan Ambon.
  • Peningkatan jumlah Pekerja Bersepeda yang cukup signifikan di kota-kota besar. Dari 150 menjadi hampir 5000 dalam kurun 2 tahun (berdasarkan mailing list);
  • Selalu disertakan dalam kegiatan-kegiatan maupun seminar yang berkaitan dengan lingkungan hidup;
  • Semakin banyak pejabat pemerintah yang berminat dan mendukung jajarannya untuk bersepeda ke kantor; Fauzi Bowo (Wagub DKI Jakarta), Andi Alifian Mallarangeng (Juru Bicara Kepresidenan), Koesmayanto Kadiman (Menristek), Rahmat Witoelar (Mentri LH), termasuk beberapa CEO perusahaan besar dan multinasional;
  • Bekerja-sama dengan salah satu produsen sepeda terbesar Indonesia memproduksi sepeda khusus B2W-Indonesia;
  • Dipercaya menyelenggarakan event pendahuluan Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) di Denpasar, Bali medio November 2007, berupa kampanye bersepeda Jakarta – Bali, yang dilepas dan diterima oleh Presiden RI Bp. Susilo Bambang Yudhoyono.
http://b2w-indonesia.or.id/index.php/b2w-Background.html

08 Maret 2009

Goes to Saenk Mt



Beda All Mountain & Cross Country?

Cross-Country Bike
Beratnya relatif paling ringan dibandingkan jenis sepeda gunung lainnya, berkisar antara 17 hingga 25 pounds. Sepeda gunung jenis ini didisain untuk mendapatkan efisiensi yang optimal pada saat mengayuh dan menanjak, karenanya banyak juga digunakan untuk keperluan XC-race. Rancang bangunnya masih didominasi oleh jenis hardtail (tanpa sistem suspensi belakang), sekalipun dalam 2-3 tahun terakhir ini jenis full-suspension dengan travel suspensi belakang 3-4 inches semakin banyak mengisi pasar.

Penggunaan full-suspension pada sepeda gunung jenis cross-country banyak dipicu oleh teknologi baru dalam pembuatan bahan material berbobot ringan serta geometri suspensi belakang yang mampu mengeliminasi efek negatif dari bobbing (tendangan balik pada saat suspensi mengayun). Hanya saja sepeda gunung jenis ini tidak selayaknya dipergunakan secara extreme, kecuali sebatas lompatan kecil (bunny hop) dan kondisi medan dengan halangan teknikal yang ringan.


All Mountain / Trailbike
Saat ini merupakan pilihan yang cukup populer bagi para penggemar sepeda gunung petualangan bebas dan popularitasnya sedang menanjak pesat. Jarak main suspensi biasanya berkisar antara 4 hingga 5 inches bahkan beberapa sudah ada yang menerapkan 6 inches, sekalipun kategori ini masih menyisakan beberapa sepeda gunung jenis hardtail. Sepeda gunung jenis all-mountain dirancang untuk mampu melintasi medan berbatuan, tanah pegunungan maupun batu lepas dengan nyaman pada kecepatan relatif tinggi dibandingkan sepeda jenis cross-country, bahkan mampu melakukan lompatan (drop off) hingga 2 meter. Berat keseluruhan sepeda berkisar antara 25 – 32 pounds, dengan komponen yang yang relatif ringan namun tetap kuat.

JAWA TIMUR

Jawa Timur adalah sebuah provinsi di ujung timur Pulau Jawa dengan wilayah yang juga meliputi Pulau Madura dan Bawean. Ibu kotanya adalah Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia.

Geografi
Provinsi Jawa Timur terletak di ujung timur Pulau Jawa dibatasi perairan di 3 sisi dan daratan di 1 sisi. Selat Bali adalah batas timurnya yang memisahkan Jawa Timur dengan Bali, Laut Jawa di utara, dan Samudra Hindia di selatan. Batas daratannya adalah di barat dengan Jawa Tengah. Wilayah Jawa Timur juga mencakup Pulau Madura. Di Jawa Timur, terdapat beberapa gunung di antaranya adalah Gunung Bromo, Gunung Batok, Gunung Semeru, Gunung Kawi, Gunung Arjuno, Gunung Penanggungan, Gunung Argopuro, Gunung Raung, Gunung Ijen dan Gunung Anjasmoro.

Kota-kota pentingnya antara lain Surabaya, Malang, Madiun, Pasuruan, Probolinggo, Mojokerto, Kediri, Blitar, Jember, dan Banyuwangi.

Demografi
Jawa Timur memiliki penduduk berjumlah sekitar 30-40 juta jiwa. Suku-suku yang mendiami Jawa Timur antara lain Jawa, Madura, Tengger, Osing, dan Tionghoa. Bahasa yang digunakan antara lain Bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Madura, dan bahasa Osing, di sebagian pesantren di Jawa Timur juga sering digunakan bahasa arab sebagai bahasa sehari-hari.

Suku Osing kebanyakan bermukim di Banyuwangi dan memiliki kebudayaan yang merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali sedangkan orang suku Tengger merupakan peninggalan dari kerajaan Majapahit.

Agama yang dianut penduduk Jawa Timur adalah Islam, Hindu, Protestan, Katolik, dan Buddha. Agama Islam dibawa ke Jawa Timur oleh para pedagang dari Gujarat, India, Cina di masa lampau.

Transportasi
Taksi, Bus Kota, Becak, Bemo atau Ojek (Boncengan Sepeda Motor) Jaringan kereta api, jaringan bus antar kota, bandara Juanda, pelabuhan Tanjung perak, kapal feri yang menghubungkan Ujung baru di Surabaya dengan ujung Kamal di Bangkalan Madura.

Pariwisata
Dataran Tinggi Ijen, Taman Nasional Alas Purwo, cagar alam Meru Betiri, Taman Safari Prigen, Gunung Bromo, Watu Ulo, Tanjung Papuma, Pasir Putih Situbondo, Kebun Binatang Wonokromo (Surabaya), Pantai Kenjeran, Tempat sembayang Buddha Joko Dolok, Makam Raden Supratman, Tugu Pahlawan,Hotel Mojopahit/Orange, Tempat belanja seperti Pasar Atom , Daerah Tunjungan.
Makanan khas Jawa Timur seperti Rujak cingur, Gado-Gado, Semangi Suroboyo, Nasi pecel kampung, Lontong capgomeh Surabaya, Es Campur Surabaya, Tamie goreng, cap jai goreng, Pangsit Mie/Cwie Mie Malang, Soto ayam Lamongan, Soto Daging Sapi Madura, Sate Madura, Tape Bondowoso, Suwar-Suwir Jember, Tahu Kediri, dan lain sebagainya.

http://www.indonesiaindonesia.com/f/3533-jawa-timur-wikipedia/

Sejarah Sepeda

Sepeda adalah alat transportasi yang sederhana, tanpa motor sehingga di Indonesia dikenal sebagai kereta angin. Dari bangun sepeda inilah yang akhirnya dibuat sepeda motor[rujukan?].


Rancangan sepeda Drais, 1817.

Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Prancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.

Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa engkol, pedal tongkat kemudi (setang). Ada juga yang bilang sudah mengenal engkol dan setang, tapi konstruksinya dari kayu.

Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn yang pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron sebagai dandy horse.

Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan "mesin" khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).

Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Prancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Prancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang.

Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang).

Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.

Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.

Kini, sepeda punya beragam nama dan model. Ada sepeda roda tiga buat balita, sepeda mini, "sepeda kumbang", hingga sepeda tandem buat dikendarai bersama. Bahkan olahraga balap sepeda mengenal sedikitnya tiga macam perangkat lomba. Yakni "sepeda jalan raya" untuk jalanan mulus yang memiliki sampai 20 kombinasi gir yang berbeda, "sepeda track" dengan hanya 1 gigi serta "sepeda gunung" yang memiliki 27 gigi.

Mountain Bike

Sepeda gunung atau (All Terrain Bike/ATB) adalah sepeda yang digunakan dalam medan yang berat. Pertama kali diperkenalan di tahun 1970, oleh pemakai sepeda di perbukitan San Fransisco.

Sejak saat itu dunia mengenal sepeda gunung ini. Ciri-cirinya adalah ringan, bentuk kerangka yang terbuat dari baja, aluminium dan yang terbaru menggunakan bahan komposit serat karbon(Carbon Fiber Reinforced Polymer) dan menggunakan shock breaker-peredam kejut. Sedangkan ban yang dipakai adalah yang memiliki kemampuan untuk mencengkeram tanah dengan kuat. Sepeda gunung memiliki 18-27 gear pindah yang berguna untuk mengatur kecepatan dan kenyamanan dalam mengayuh pedalnya. Sepeda gunung dengan 27 gear berarti memiliki crankset depan dengan 3 piringan dan cassette sprocket dengan 9 piringan. Sehingga 3 x 9 = 27 tingkat kecepatan yang berbeda.


Sepeda gunung tipeX-Country

Secara umum sepeda gunung dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

  • Down Hill (DH). Untuk medan yang sangat ekstrim, sepeda gunung jenis ini mempunyai suspensi ganda (double suspension).
  • Cross Country (XC). Untuk medan yang tidak terlalu ekstrim, sepeda gunung jenis ini hanya mempunyai suspensi depan atau tanpa suspensi sama sekali.

Downhill cycling

Downhill biking (DH) is a gravity-assisted time trial mountain biking event. Riders race against the clock, usually starting at intervals of 30 seconds (seeded from slowest to fastest), on courses which typically take two to five minutes to complete. Riders are timed with equipment similar to that used in Downhill skiing. The placing is determined by the fastest times to complete the course; races are often won by margins of under a second. As the name of this discipline implies, downhill races are held on steep, downhill terrain with no extended climbing sections, resulting in high speed descents with extended air time off jumps and other obstacles. The 2008 Downhill World Champion is Gee Atherton from UK[1]. The 2008 Women's Downhill World Champion is Rachel Atherton (Gee's Sister).

Downhill biking without any pads or protectors might be dangerous.

The first downhill time-trial race took place in Fairfax, California on October 22, 1976 on a fireroad now referred to as Repack Road, due to the need to repack hub bearings after a descent (the hub brakes used at the time would overheat, causing the grease within the hub to break down). Ten riders descended 1300 feet of Repack in about 5 minutes; the winner, Alan Bonds, was also the only one to make it to the finish line.[2] The first bikes used for descending were known as "clunkers" or "paperboy bikes": coaster brake cruisers using balloon tires first imported to America by Ignatz Schwinn.[3] By 1979, two organizers and competitors of the Repack downhill, Charlie Kelley and Gary Fisher founded the company which named the sport, MountainBikes.[4] As mountain biking grew enormously during the 80's, downhill riders continued to use either rigid or limited suspension travel (under 2 inches) bicycles, and purpose made downhill bikes were not made until the 90's. Some of these innovations included dual crown suspension forks and disc brakes, as well as very elaborate frame suspension designs.

Later, riders from all disciplines of cycling began focusing on downhill. Particularly, many BMX racers made the crossover, including champions such as John Tomac(Team Tomac Bikes), Micheal Crawley (Team Giant/Marzocchi Bikes), James Palmer (WHHFL Bikes), Woosub Song (Team Yeti/Fox Bikes) and Brian Lopes.Their influence is seen in the increased difficulty of many courses, especially in the "big air/ Hucking (biker term for big jumps and drops)" aspect of downhill.

The coming of age for downhill biking was its inclusion at the first UCI Mountain Bike Championship, held in 1990 in Durango, Colorado. This inaugural event was won by Hall of Fame racer Greg Herbold.

Panduan Membeli MTB

Untuk panduan bagi yang akan membeli sepeda MTB, berikut ini sebuah terjemahan bebas yang lupa sumbernya. Panduan ini cukup ringkas dan menyeluruh, serta cukup sistematis untuk diikuti. Berhubung teks cukup panjang, maka panduan ini diupload di filehost, dan bagi yang ingin membacanya silahkan download sendiri pada link berikut.

Format PDF (dianjurkan untuk download versi ini) :
http://www.badongo.com/file/10690723

Format MS Words document :
http://www.badongo.com/file/10690752

Format (iSilo) PDB (Palm OS) -- kalau ingin baca-baca dimana saja:
http://www.badongo.com/file/10690736

panduan rakit sepeda mtb

Tulisan ini merupakan seri tulisan panduan rakit sepeda untuk pemula. kali ini akan kumulai dengan groupset. semoga dapat memberikan manfaat sebesar - besarnya bagi penetrasi sepeda di tanah air tercinta ini.

Groupset adalah seluruh komponen mekanik untuk membangun sebuah sepeda. groupset adalah bagian sepeda yang melekat bersama dengan frame, fork, stem, wheels, tires, sadle, dan handlebars sehingga membentuk sepeda yang utuh.

groupset terdiri dari :

  • shifter (tuas pemindah gigi) , kiri (depan) dan kanan (belakang)
  • brake lever (tuas rem), kiri (depan) dan kanan (belakang)
  • brake caliper (rem) bisa berupa v-break atau diskbrake : front and rear
  • derailleurs (pemindah gigi) : front and rear
  • headset (pengikat steering tube fork dengan stem)
  • bottom bracket (as tengah)
  • crankset (gear depan lengkap dengan lengan kayuh kiri kanan)
  • chain (rantai)
  • cassette (gear belakang yang terdiri dari 7 - 10 gear)
  • hub and free hub (as roda depan dan belakang)
  • perkabelan dan rumah kabel

Sejauh pengetahuanku, saat ini ada 3 produsen besar groupset yakni shimano, sram, dan campagnolo. shimano dan sram mengeluarkan groupset untuk sepeda road dan mtb, sedangkan campagnolo hanya mengeluarkan groupset untuk road bike.

Groupset terbagi atas berbagai kelas. kelas high-end yang pada umumnya menggunakan komponen dengan teknologi maju sehingga menghasilkan komponen yang kuat namun sangat ringan dan nyaman dan kelas low-end yang diperuntukkan untuk para hobies dan komuter.

Shimano mengenalkan hirarki groupset untuk sepeda mtb sebagai berikut, urut dari tertinggi dan mahal sampai dengan terendah dan murah :

  • xtr : 9 speed. pada umumnya diperuntukkan untuk para atlet profesional yang mengutamakan komponen yang ringan, kuat, dan nyaman. mengaplikasikan teknologi canggih di dalam desain dan pembuatannya, termasuk penggunaan crankset hollowtech II dan rapid shift levers.
  • deore xt : 9 speed. kuat, ringan, dan tahan lama. biasa untuk mtb race. dilengkapi dengan teknologi rapid shift levers, crankset hollowtech II, dan shadow.
  • deore lx : 9 speed. kuat namun dengan berat yang cukup masuk akal. diperuntukkan untuk para hobies yang serius melakukan explorasi trek off road, dari cross country sampai dengan all mountain. meski begitu penggunaan untuk mtb race masih cukup nyaman.
  • deore : 9 speed. cukup nyaman dipergunakan bagi pemula yang telah bisa menikmati trek off road yang memerlukan komponen kuat dan stabil.
  • alivio : 8 atau 7 speed. diperuntukan bagi pemula mtb light cross country atau untuk sepeda mtb komuter alias b2w.
  • acera : 8 atau 7 speed.
  • altus : 8 atau 7 speed.
  • tourney : 7 speed.

Acera, altus, dan tourney ketiganya diperuntukkan untuk sepeda mtb yang hanya untuk rekreasi. meskipun begitu kadang cukup layak untuk dipasang pada mtb b2w tergantung kepada komponen lain yang menyertainya.

Selain yang tersebut di atas, shimano mengeluarkan juga hone (9 speed) khusus untuk para pemain freestyle, dirtjump dan enduro. sedangkan pemain downhill telah dimanjakan oleh shimano saint (9 speed).

Groupset besutan sram sedikit lain karena pada dasarnya sram hanya memproduksi shifter, sedangkan brakepad bermerk avid, dan crankset truvatif. teknologi shifter sram mengenal hirarki sebagai berikut, urut dari tertinggi ke terendah :

  • x-0
  • x-9
  • x-7
  • sx 5
  • sx 4
  • 3.0

Aturan main di dalam pengaturan hirarki tersebut adalah sama dengan yang terjadi di shimano. aturannya mengacu kepada teknologi yang diaplikasikan yang berdampak kepada kekuatan, keamanan, kenyamanan, dan tentu saja harga jual.

Meskipun produsen telah mengklasifikasikan groupset sesuai peringkat masing - masing, namun tidak jarang perakit sepeda mencampur beberapa komponen dari berbagai tingkat ke dalam sebuah sepeda. perakit sepeda ini tidak saja perorangan namun juga produsen sepeda. hal ini dikenal sebagai mix groupset. salah satu tujuannya adalah untuk tetap mempertahankan harga rendah tanpa mengorbankan kenyamanan dan keamanan.

Seperti pada umumnya komponen pabrikan, setiap jenis komponen diwakili oleh nomor produk. dengan kode alfanumerik ini kita bisa tahu bahwa suatu komponen masuk dalam hirarki mana. silakan explore masing - masing website pabrikan di atas untuk mengetahui lebih jauh tentang hal ini.

Satu tips dariku, bila kamu berniat rakit sepeda untuk tujuan b2w sekaligus bisa dipergunakan masuk trek offroad di akhir minggu, mulailah dengan groupset alivio atau deore, mana yang lebih masuk budget kamu.

referensi : wikipedia